Siapa yang mengatakan bahwa Nabi kencing berdiri ?

KENCING BERDIRI

1️⃣ Hadis Aisyah:
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: «مَنْ حَدَّثَكُمْ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَالَ قَائِمًا فَلَا تُصَدِّقُوهُ؛ مَا كَانَ يَبُولُ إِلَّا جَالِسًا»
Aisyah ra berkata: “Siapa yang mengatakan bahwa Nabi kencing berdiri, maka janganlah dipercaya, karena Nabi tidak pernah kencing berdiri.” (HR. An-Nasai, shahih)

2️⃣ Hadis Abdurrahman bin Hasanah:
ْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ ابْنِ حَسَنَةَ قَالَ
خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَفِي يَدِهِ كَهَيْئَةِ الدَّرَقَةِ قَالَ فَوَضَعَهَا ثُمَّ جَلَسَ فَبَالَ إِلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ بَعْضُ الْقَوْمِ انْظُرُوا إِلَيْهِ يَبُولُ كَمَا تَبُولُ الْمَرْأَةُ (أحمد والنسائي)
Dari Abdurrahman bin Hasanah ia berkata: “Rasulullah ﷺ keluar menemui kami dengan membawa perisai dari kulit. Kemudian beliau meletakkan perisai tersebut dan *duduk*, baru kemudian Nabi ﷺ kencing dengan menghadap ka arah perisai itu. Lantas orang-orang kafir berkata, “Lihatlah, Muhammad kencing duduk sebagaimana kencingnya wanita.” (HR. Ahmad dan Nasai)

3️⃣ Hadis Jabir bin Abdillah:
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَبُولَ قَائِمًا (ابن ماجه)
Jabir bin Abdullah berkata: “Rasulullah ﷺ melarang kencing sambil berdiri.” (HR. Ibnu Majah)

4️⃣ Hadis Umar bin Khattab:
عَنْ عُمَرَ قَالَ: رَآنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا أَبُولُ قَائِمًا فَقَالَ يَا عُمَرُ لَا تَبُلْ قَائِمًا فَمَا بُلْتُ قَائِمًا بَعْدُ (رواه ابن ماجه)
Umar ia berkata, “Ketika aku kencing dengan berdiri Rasulullah ﷺ melihatku, maka beliau pun menegurku, “Wahai Umar, janganlah engkau kencing dengan berdiri.” Maka semenjak itu aku tidak pernah kencing dengan berdiri lagi.” (Ibnu Majah)

5️⃣ Hadis Hudzaifah:
عن حُذيفةَ رَضِيَ اللهُ عنه قال: ((أتَى النبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم سُباطةَ قومٍ، فبال قائمًا، ثم دعا بماءٍ، فجئتُه بماءٍ، فتوضَّأ. (البخاري ومسلم)
Hudzaifah ra berkata: “(dalam suatu perjalan) Nabi pernah menuju tanah lembab (empuk) tempat pembuangan sisa sampah kemudian beliau buang air kecil berdiri. Kemudian meminta air, dan aku pun membawakan kepadanya air dan beliau (beristinja) kemudian berwudhu.” (HR.Bukhari Muslim)
—————

🖋️ *KESIMPULAN:*

1️⃣ Kebanyakan sahabat (Aisyah, Abdurrahman bin Hasanah, Jabir bin Abdillah, Umar) meriwayatkan bahwa Nabi kencing dengan cara duduk (jongkok) dan melarang kencing berdiri.

2️⃣ Hanya Hudzaifah yang pernah menyaksikan Nabi kencing berdiri, itu pun di tanah empuk yang tidak mengakibatkan cipratan air kencing.

3️⃣ Dari sini, ulama menggabungkan hadis-hadis di atas dan menyimpulkan bahwa: *Sunnah kencing duduk, dan makruh kencing berdiri, kecuali dalam keadaan tertentu ketika dibutuhkan.*

Imam An-Nawawi berkata:
يقول الإمام النووي رحمه الله: “قال أصحابنا: يُكره البول قائماً بلا عذر كراهة تنزيه، ولا يُكره للعذر، وهذا مذهبنا” “المجموع” (2/ 100)

“Para ulama mazhab kami Syafii berkata: *Makruh hukumnya kencing berdiri tanpa uzur, namun kalau ada uzur tidak mengapa, inilah mazhab kami (syafii).* (Al-Majmu’, Juz. 2. Hal. 100)

Nb: Uzur yakni sakit jika jongkok, atau sudah tidak tahan, atau keadaan tidak memungkinkan.

Wallahu a’lam.

Semoga bermanfaat
Barakallahu fikum

 

Oleh:
Ustadz Dr. Rahmat Hidayat Lc. MA. حفظه الله
Kamis, 8 Safar 1443 H/ 15 September 2022 M
Markaz al-Hijaz, Jakarta

 

Exit mobile version